Rosululloh Shallallâhu ‘alaihi wa aalihi wa sallam bersabda: “Siwak merupakan kebersihan bagi mulut dan keridhoan bagi Robb (Alloh)”. (HR. Ahmad)
Siwak bermakna suatu kayu yang dipakai untuk menggosok gigi. Siwak adalah suatu perkara yang disyari’atkan, yaitu dengan menggunakan batang atau semisalnya, yang dipakai untuk membersihkan gigi dan gusi dari kekuning-kuningan dan bau.
Bersiwak adalah termasuk dari bagian dari sunnah para Rasul, sebagaimana hadits dari Abu Ayyub ra:
“Ada empat hal yang termasuk dari sunnah para Rasul; Memakai minyak wangi, menikah, bersiwak, dan malu.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
“Ada empat hal yang termasuk dari sunnah para Rasul; Memakai minyak wangi, menikah, bersiwak, dan malu.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Waktu-Waktu Disunnahkannya Bersiwak
Bersiwak disunnahkan disetiap saat, bahkan ketika berpuasa disepanjang harinya, dan menjadi sunnah muakadah pada waktu akan beribadah. Adapun waktu-waktu yang disunnahkan secara muakkad untuk bersiwak diantaranya:
1. Setiap akan berwudhu.
“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudlu”. (HR. Bukhori dan Muslim)
2. Setiap akan melakukan shalat
“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak
setiap akan sholat”. (HR. Bukhori dan Muslim)
3. Setiap bangun tidur
“Adalah Rosululloh jika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnya dengan siwak”. (HR. Bukhori)
Termasuk tanda kecintaan Nabi Shallallahu ‘aihi wa sallam kepada kebersihan dan ketidak sukaannya terhadap bau tidak enak, tatkala bangun dari tidur malam yang panjang, yang mana saat itu di mungkinkan bau mulut sudah berubah, maka beliau menggosok giginya dengan siwak untuk menghilangkan bau tidak sedap, dan untuk menambah semangat setelah bangun tidur, karena termasuk kelebihan siwak adalah menambah daya ingat dan semangat.
“Adalah Rosululloh jika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnya dengan siwak”. (HR. Bukhori)
Termasuk tanda kecintaan Nabi Shallallahu ‘aihi wa sallam kepada kebersihan dan ketidak sukaannya terhadap bau tidak enak, tatkala bangun dari tidur malam yang panjang, yang mana saat itu di mungkinkan bau mulut sudah berubah, maka beliau menggosok giginya dengan siwak untuk menghilangkan bau tidak sedap, dan untuk menambah semangat setelah bangun tidur, karena termasuk kelebihan siwak adalah menambah daya ingat dan semangat.
4. Setiap akan masuk rumah
Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani, beliau berkata: ”Aku bertanya kepada ‘Aisyah: “Apa yang dilakukan pertama kali oleh Rosululloh jika dia memasuki rumahnya?” Beliau menjawab :”Bersiwak”. (HR. Muslim)
Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani, beliau berkata: ”Aku bertanya kepada ‘Aisyah: “Apa yang dilakukan pertama kali oleh Rosululloh jika dia memasuki rumahnya?” Beliau menjawab :”Bersiwak”. (HR. Muslim)
5. Ketika hendak membaca Al Qur’an
Dari Ali ra. berkata : “Rasulullah memerintahkan kami bersiwak. Sesungguhnya seorang hamba apabila berdiri sholat malaikat mendatanginya kemudian berdiri dibelakangnya mendengar bacaan Al Qur’an dan ia mendekat. Maka ia terus mendengar dan mendekat sampai ia meletakkan mulutnya diatas mulut hamba itu, sehingga tidaklah dia membaca satu ayatpun kecuali berada dirongganya malaikat” (HR. Baihaqy)
Dari Ali ra. berkata : “Rasulullah memerintahkan kami bersiwak. Sesungguhnya seorang hamba apabila berdiri sholat malaikat mendatanginya kemudian berdiri dibelakangnya mendengar bacaan Al Qur’an dan ia mendekat. Maka ia terus mendengar dan mendekat sampai ia meletakkan mulutnya diatas mulut hamba itu, sehingga tidaklah dia membaca satu ayatpun kecuali berada dirongganya malaikat” (HR. Baihaqy)
Keutamaan Bersiwak (70 Kali Lipat)
Rosulullah bersabda: “Keutamaan shalat dengan memakai siwak itu, sebanding dengan 70 kali shalat dengan tidak memakai siwak.” (HR. Ahmad)
Riwayat yang lain, “Sholat dua raka’at menggunakan siwak lebih baik dari 70 raka’at tanpa Siwak”.
Subhanalloh, bisa kita bayangkan apabila di waktu Isya kita keluar menuju masjid, kemudian shalat Isya berjama’ah dengan bersiwak terlebih dahulu. Kita tahu bahwa shalat Isya berjama’ah memiliki pahala yang sama dengan pahala shalat sunnah setengah malam. Apabila kita dahului dengan bersiwak, maka shalat Isya berjama’ah kita akan berpahala seperti pahala shalat sunnah 35 malam penuh. Subhanalloh. Kemudian, shalat Shubuh berjama’ah tanpa bersiwak sama pahalanya dengan pahala shalat sunnah satu malam penuh. Bagaimana jika dengan didahului bersiwak? Sama dengan 70 malam penuh... Dan bagaimana dengan shalat-shalat lain yang didahului dengan bersiwak? Tentu kita akan meraih pahala yang sangat besar dengan bersiwak dan juga insyaALLAH mendapatkan ridho ALLAH seperti yang diungkapkan hadits Rosul SAW: "Siwak itu pembersih mulut dan diridhai Allah.” (HR. Ahmad)
Subhanalloh, bisa kita bayangkan apabila di waktu Isya kita keluar menuju masjid, kemudian shalat Isya berjama’ah dengan bersiwak terlebih dahulu. Kita tahu bahwa shalat Isya berjama’ah memiliki pahala yang sama dengan pahala shalat sunnah setengah malam. Apabila kita dahului dengan bersiwak, maka shalat Isya berjama’ah kita akan berpahala seperti pahala shalat sunnah 35 malam penuh. Subhanalloh. Kemudian, shalat Shubuh berjama’ah tanpa bersiwak sama pahalanya dengan pahala shalat sunnah satu malam penuh. Bagaimana jika dengan didahului bersiwak? Sama dengan 70 malam penuh... Dan bagaimana dengan shalat-shalat lain yang didahului dengan bersiwak? Tentu kita akan meraih pahala yang sangat besar dengan bersiwak dan juga insyaALLAH mendapatkan ridho ALLAH seperti yang diungkapkan hadits Rosul SAW: "Siwak itu pembersih mulut dan diridhai Allah.” (HR. Ahmad)
Siwak Menurut Medis
Dari penelitian menunjukkan bahwa kayu siwak (Salvadora persica) mengandung bahan-bahan kimiawi yang bermanfaat untuk menekan aktivitas mikrobial dan menghambat pertumbuhannya. Penelitian daya hambat kayu siwak (Salvadora persica) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans yang patogen terhadap mulut, dapat menunjukkan kemampuan kayu siwak sebagai salah satu alternatif zat anti-bakteri yang memang seharusnya dikembangkan sebagai komoditas oral cleaner device (alat pembersih mulut) yang higienis dan efektif dalam mencegah periodontal disease. Penelitian terhadap Staphylococcus aureus yang merupakan patogen pada saluran pernapasan, kulit dan luka dapat pula menunjukkan bahwa kayu siwak bukan hanya efektif sebagai komponen antibakterial mulut, namun juga efektif sebagai anti-bakteri yang memiliki spektrum lebih luas. (Penelitian ini dikembangkan oleh Mahasiswa Biologi FMIPA ITS)
Produk HPA yang mengadopsi kebaikan dan khasiat kayu siwak adalah pasta gigi Miswak. InsyaALLAH bermanfaat dan berfaedah seperti yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW.
Wallohu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar